Ada perubahan di SMAS Budi Mulia Kota Tangerang memasuki tahun ajaran baru 2021/2022. Bahkan sejak masa pendaftaran siswa baru, sekolah sudah menjelaskan bahwa siswa baru kelas X tidak ada lagi penjurusan. “Ternyata pendaftarnya tidak menurun, justru meningkat di banding tahun lalu,” kata Dr. Mohammad Suryadi Syarif, SE, MM, Kepala SMAS Budi Mulia Kota Tangerang.
Perbedaan lainnya, mata pelajaran kelas X SMA sama dengan pembelajaran kelas IX SMP. Hal ini dimaksudkan untuk menguatkan pemahaman siswa ketika kelak di kelas 11 dalam pemilihan kelompok mata pelajaran peminatan.
Sejak awal pembukaan pendaftaran Program Sekolah Penggerak (PSP) Angkatan 1, Suryadi sudah tak sabar dapat lolos seleksi. “Saya mengikuti seleksi PSP dengan keyakinan bahwa Program Sekolah Penggerak adalah program yang mampu memperbaiki mutu pendidikan Indonesia dengan membentuk profil Pelajar Pancasila,” katanya.
Suryadi bersama guru kelas X dan pengawas sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten sudah mengikuti Diklat PSP. Setelah mengikuti diklat dan membentuk Komite Pembelajaran, mereka melaksanakan program penguatan melalui In House Training (IHT), workshop dan penguatan-penguatan lain PSP didampingi Instruktur Nasional.
“Saya merasakan terjadi perubahan signifikan setelah mengikuti PSP terutama pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan hasil baik asesmen secara diagnostik,” katanya.
“Saya mengajak kepada seluruh kepala sekolah segera mendaftar Program Sekolah Penggerak Angkatan 2. Ayo sukseskan PSP,” katanya.
Perbedaan lainnya, mata pelajaran kelas X SMA sama dengan pembelajaran kelas IX SMP. Hal ini dimaksudkan untuk menguatkan pemahaman siswa ketika kelak di kelas 11 dalam pemilihan kelompok mata pelajaran peminatan.
Sejak awal pembukaan pendaftaran Program Sekolah Penggerak (PSP) Angkatan 1, Suryadi sudah tak sabar dapat lolos seleksi. “Saya mengikuti seleksi PSP dengan keyakinan bahwa Program Sekolah Penggerak adalah program yang mampu memperbaiki mutu pendidikan Indonesia dengan membentuk profil Pelajar Pancasila,” katanya.
Suryadi bersama guru kelas X dan pengawas sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten sudah mengikuti Diklat PSP. Setelah mengikuti diklat dan membentuk Komite Pembelajaran, mereka melaksanakan program penguatan melalui In House Training (IHT), workshop dan penguatan-penguatan lain PSP didampingi Instruktur Nasional.
“Saya merasakan terjadi perubahan signifikan setelah mengikuti PSP terutama pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan hasil baik asesmen secara diagnostik,” katanya.
“Saya mengajak kepada seluruh kepala sekolah segera mendaftar Program Sekolah Penggerak Angkatan 2. Ayo sukseskan PSP,” katanya.