P3GTK - Bisa ikut ambil bagian sebagai guru penggerak memang jadi motivasi besar bagi Khaidir Rahman, S.Pd. Ia mendambakan dapat meningkatkan kompetensinya sebagai guru. “Program ini memberikan kesempatan yang luas, terlepas dari di daerah mana pun tempat pengabdiannya. Baik di daerah maju maupun daerah yang jauh di pelosok,” kata Calon Guru Penggerak Angkatan 1 yang mengajar di SMPN 1 Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP), Khaidir menimba banyak ilmu baru dan pengalaman menarik. Terutama saat berada di tengah komunitas guru-guru penggerak, bertemu dengan rekan baru sesama guru. Mereka saling bertukar cerita berbagi pengalaman sebagai seorang guru yang memiliki asa yang sama untuk memajukan kualitas pendidikan Indonesia.
“Saya berani mengatakan bahwa orang-orang yang berada dalam guru penggerak mempunyai frekuensi yang sama. Pandangan yang sama: ingin menciptakan suasana merdeka belajar,” kata Khaidir antusias.
Menjadi Wahana Perubahan
Bagi Khaidir, Program Guru Penggerak (PGP) menjadi wahana penting yang telah memberikan perubahan besar. Berkat materi dan pelatihan yang diberikan, dirinya kini memiliki pandangan berbeda ketika bersama dengan siswa. Ia tak lagi melihat siswa sebagai objek dalam pembelajaran yang harus siap menerima segala materi yang akan diberikan.
Guru penggerak mengarahkan guru untuk menuntun tumbuh kembang murid. “Program ini membuat seorang guru tidak lagi menjadi diktator di dalam kelas. Namun menjadikan murid sebagai aktor dalam pembelajaran,” ucap Khaidir.
Khaidir berharap, komunitas guru penggerak tetap terus ada. Sehingga guru-guru dapat saling berbagi informasi dalam ruang Merdeka Belajar yang menciptakan profil Pelajar Pancasila. “Saya akan menyebut keluarga ini adalah keluarga guru penggerak. Orang-orang yang mampu menggerakkan orang lain untuk kemajuan pendidikan di lingkungannya,” kata Khaidir.
Sebagai seorang guru yang pernah mengikuti beragam latihan dan bimbingan, Khaidir menilai PGP memberikan warna berbeda dibandingkan dengan program lain. “Mau tahu bedanya? Ayo ikut dalam seleksi program guru penggerak selanjutnya. Guru penggerak Merdeka Belajar. Indonesia!” ujar Khaidir. (Eko Triyono/Sosialisasi dan Publikasi)
Selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP), Khaidir menimba banyak ilmu baru dan pengalaman menarik. Terutama saat berada di tengah komunitas guru-guru penggerak, bertemu dengan rekan baru sesama guru. Mereka saling bertukar cerita berbagi pengalaman sebagai seorang guru yang memiliki asa yang sama untuk memajukan kualitas pendidikan Indonesia.
“Saya berani mengatakan bahwa orang-orang yang berada dalam guru penggerak mempunyai frekuensi yang sama. Pandangan yang sama: ingin menciptakan suasana merdeka belajar,” kata Khaidir antusias.
Menjadi Wahana Perubahan
Bagi Khaidir, Program Guru Penggerak (PGP) menjadi wahana penting yang telah memberikan perubahan besar. Berkat materi dan pelatihan yang diberikan, dirinya kini memiliki pandangan berbeda ketika bersama dengan siswa. Ia tak lagi melihat siswa sebagai objek dalam pembelajaran yang harus siap menerima segala materi yang akan diberikan.
Guru penggerak mengarahkan guru untuk menuntun tumbuh kembang murid. “Program ini membuat seorang guru tidak lagi menjadi diktator di dalam kelas. Namun menjadikan murid sebagai aktor dalam pembelajaran,” ucap Khaidir.
Khaidir berharap, komunitas guru penggerak tetap terus ada. Sehingga guru-guru dapat saling berbagi informasi dalam ruang Merdeka Belajar yang menciptakan profil Pelajar Pancasila. “Saya akan menyebut keluarga ini adalah keluarga guru penggerak. Orang-orang yang mampu menggerakkan orang lain untuk kemajuan pendidikan di lingkungannya,” kata Khaidir.
Sebagai seorang guru yang pernah mengikuti beragam latihan dan bimbingan, Khaidir menilai PGP memberikan warna berbeda dibandingkan dengan program lain. “Mau tahu bedanya? Ayo ikut dalam seleksi program guru penggerak selanjutnya. Guru penggerak Merdeka Belajar. Indonesia!” ujar Khaidir. (Eko Triyono/Sosialisasi dan Publikasi)