KSPSTK - Kalimat yang selalu terngiang-ngiang di kepala saya adalah “semua anak Indonesia berhak atas pendidikan”. Oleh karena itu, sejak diamanahkan menjadi Kepala Sekolah di sebuah sekolah negeri di Kabupaten Sidenreng Rappang tepatnya di PAUD Negeri Percontohan saya berusaha untuk memberi layanan yang terbaik untuk peserta didik kami. Di tahun pertama sekolah beroperasi tepatnya pada Tahun Ajaran 2020-2021 ada beberapa orang tua dari anak berkebutuhan khusus (ABK) yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah kami, awalnya kami masih ragu karena belum ada tenaga pendidik kami yang mempunyai keterampilan dalam menangani anak spesial ini, tetapi dengan niat dari awal bahwa semua anak berhak atas pendidikan akhirnya kami berani membuat sekolah inklusi.
Di tahun kedua dan ketiga makin banyak orang tua dari anak ABK yang mendaftarkan anaknya untuk bersekolah, dan banyak diantara mereka adalah anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD), seiring dengan itu, kami pun makin serius dengan terus belajar tentang penanganan ABK melalui internet dan berbagi cerita dengan orang tua tentang cara penanganan atau cara terapi dari dokter atau terapis, agar kami bisa melanjutkan atau sedikit banyaknya menyelaraskan dengan kegiatan pembelajaran di sekolah.

Karena semakin banyaknya ABK yang kami tangani, kami pun sepakat untuk memasukkan pada dapodik bahwa kami adalah sekolah inklusi dan ini membuahkan hasil dengan diundangnya salah seorang guru kami untuk mengikuti bimtek Guru Pembimbing Khusus (GPK) yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru Dikmen dan Diksus. Setelah mempunyai guru pembimbing khusus, pelayanan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) sudah mulai terarah. ABK binaan sudah menunjukkan beberapa perubahan yang baik, disamping beberapa diantara mereka mengikuti tambahan terapi dari dokter atau terapis.
Tahun 2021 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan Merdeka Belajar Episode 7 yaitu Program Sekolah Penggerak. Alhamdulillah sekolah kami lolos dan ditetapkan sebagai Sekolah Penggerak Angkatan I. Program sekolah penggerak dengan Kurikulum Merdeka memuat tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi ini, menjadi angin segar bagi kami karena kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik berdasarkan dari asesmen diagnostik awal peserta didik. Dengan begitu guru akan lebih mudah dalam memberikan layanan bagi peserta didik ABK. Guru tidak dikejar lagi dengan penyelesaian semua materi tetapi guru diharapkan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi anak didiknya. Pada kurikulum merdeka ini, asesmen disesuaikan dengan capaian perkembangan anak yang diharapkan dicapai pada akhir fase pondasi, yang artinya guru lebih didukung dan dimudahkan dalam melakukan asesmen secara objektif dengan menggunakan berbagai bentuk asesmen yang telah dicontohkan pada Platform Merdeka Mengajar.
Dampak dari Kurikulum Merdeka ini bagi ABK di sekolah kami adalah mereka dapat melakukan aktivitas pembelajaran mereka sesuai dengan bakat dan minat mereka. Sebagai contoh ABK yang suka bermain bongkar pasang kami fasilitasi dengan permainan balok susun, dan bagi yang berminat mencoret-coret kami fasilitasi alat tulis dan lukis, dan masih banyak lagi. ABK di sekolah kami menjadi senang bersekolah, bahkan beberapa diantaranya sudah berani ditinggal oleh orang tuanya selama belajar di sekolah

Tahun ini, ada sekitaran 11 anak didik kami (9 anak laki-laki, 2 anak perempuan) yang tercatat sebagai anak berkebutuhan khusus. Sebagai Kepala Sekolah saya pun harus jeli melihat kondisi ini, dengan memfasilitasi guru dan peserta didik sesuai dengan kebutuhan maka pengelolaan Dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) PAUD harus dikelola dengan baik dengan memperhatikan juga kebutuhan ABK yang ada di sekolah kami. Beberapa diantaranya adalah pembelian alat peraga edukatif dan kegiatan parenting yang membahas tentang anak spesial. Juga saya harus menyiapkan satu ruangan khusus untuk ABK dan penyediaan guru GPK. Untuk itu saya bekerjasama dengan kolega yang berprofesi sebagai dosen psikologi anak pada Universitas swasta di Kota Makassar dalam menangani kelas inklusi ini.
Allah menciptakan anak ABK dengan rezeki yang spesial, setiap langkah yang akan kami lakukan untuk mereka selalu dimudahkan, Alhamdulillah, tahun ini kami mendapatkan kemudahan melalui Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang, terkhusus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidenreng Rappang, sekolah kami mendapatkan Dana Alokasi Khusus tahun 2023 untuk pembangunan satu unit gedung kelas untuk ABK. Pembangunan gedung ini kemungkinan akan terealisasikan pertengahan tahun ini. Mendapatkan dana ini merupakan peran seluruh ekosistem sekolah khususnya peran Kepala Sekolah untuk selalu aktif mengkomunikasikan kondisi sekolah yang dikelola kepada Pemerintah setempat.
Tak sabar rasanya melihat mereka bisa mendapatkan layanan yang lebih baik lagi tanpa adanya diskriminasi, mungkin dimulai praktik baik di sekolah kami sampai nantinya akan menjadi praktik baik di lingkungan masyarakat.

Rastuti
Kepala Sekolah PAUD Negeri Percontohan Kabupaten Sidenreng Rappang
Di tahun kedua dan ketiga makin banyak orang tua dari anak ABK yang mendaftarkan anaknya untuk bersekolah, dan banyak diantara mereka adalah anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD), seiring dengan itu, kami pun makin serius dengan terus belajar tentang penanganan ABK melalui internet dan berbagi cerita dengan orang tua tentang cara penanganan atau cara terapi dari dokter atau terapis, agar kami bisa melanjutkan atau sedikit banyaknya menyelaraskan dengan kegiatan pembelajaran di sekolah.

Karena semakin banyaknya ABK yang kami tangani, kami pun sepakat untuk memasukkan pada dapodik bahwa kami adalah sekolah inklusi dan ini membuahkan hasil dengan diundangnya salah seorang guru kami untuk mengikuti bimtek Guru Pembimbing Khusus (GPK) yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru Dikmen dan Diksus. Setelah mempunyai guru pembimbing khusus, pelayanan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) sudah mulai terarah. ABK binaan sudah menunjukkan beberapa perubahan yang baik, disamping beberapa diantara mereka mengikuti tambahan terapi dari dokter atau terapis.
Tahun 2021 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan Merdeka Belajar Episode 7 yaitu Program Sekolah Penggerak. Alhamdulillah sekolah kami lolos dan ditetapkan sebagai Sekolah Penggerak Angkatan I. Program sekolah penggerak dengan Kurikulum Merdeka memuat tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi ini, menjadi angin segar bagi kami karena kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik berdasarkan dari asesmen diagnostik awal peserta didik. Dengan begitu guru akan lebih mudah dalam memberikan layanan bagi peserta didik ABK. Guru tidak dikejar lagi dengan penyelesaian semua materi tetapi guru diharapkan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi anak didiknya. Pada kurikulum merdeka ini, asesmen disesuaikan dengan capaian perkembangan anak yang diharapkan dicapai pada akhir fase pondasi, yang artinya guru lebih didukung dan dimudahkan dalam melakukan asesmen secara objektif dengan menggunakan berbagai bentuk asesmen yang telah dicontohkan pada Platform Merdeka Mengajar.
Dampak dari Kurikulum Merdeka ini bagi ABK di sekolah kami adalah mereka dapat melakukan aktivitas pembelajaran mereka sesuai dengan bakat dan minat mereka. Sebagai contoh ABK yang suka bermain bongkar pasang kami fasilitasi dengan permainan balok susun, dan bagi yang berminat mencoret-coret kami fasilitasi alat tulis dan lukis, dan masih banyak lagi. ABK di sekolah kami menjadi senang bersekolah, bahkan beberapa diantaranya sudah berani ditinggal oleh orang tuanya selama belajar di sekolah

Tahun ini, ada sekitaran 11 anak didik kami (9 anak laki-laki, 2 anak perempuan) yang tercatat sebagai anak berkebutuhan khusus. Sebagai Kepala Sekolah saya pun harus jeli melihat kondisi ini, dengan memfasilitasi guru dan peserta didik sesuai dengan kebutuhan maka pengelolaan Dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) PAUD harus dikelola dengan baik dengan memperhatikan juga kebutuhan ABK yang ada di sekolah kami. Beberapa diantaranya adalah pembelian alat peraga edukatif dan kegiatan parenting yang membahas tentang anak spesial. Juga saya harus menyiapkan satu ruangan khusus untuk ABK dan penyediaan guru GPK. Untuk itu saya bekerjasama dengan kolega yang berprofesi sebagai dosen psikologi anak pada Universitas swasta di Kota Makassar dalam menangani kelas inklusi ini.
Allah menciptakan anak ABK dengan rezeki yang spesial, setiap langkah yang akan kami lakukan untuk mereka selalu dimudahkan, Alhamdulillah, tahun ini kami mendapatkan kemudahan melalui Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang, terkhusus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidenreng Rappang, sekolah kami mendapatkan Dana Alokasi Khusus tahun 2023 untuk pembangunan satu unit gedung kelas untuk ABK. Pembangunan gedung ini kemungkinan akan terealisasikan pertengahan tahun ini. Mendapatkan dana ini merupakan peran seluruh ekosistem sekolah khususnya peran Kepala Sekolah untuk selalu aktif mengkomunikasikan kondisi sekolah yang dikelola kepada Pemerintah setempat.
Tak sabar rasanya melihat mereka bisa mendapatkan layanan yang lebih baik lagi tanpa adanya diskriminasi, mungkin dimulai praktik baik di sekolah kami sampai nantinya akan menjadi praktik baik di lingkungan masyarakat.

Rastuti
Kepala Sekolah PAUD Negeri Percontohan Kabupaten Sidenreng Rappang